Covid di Kota Malang naik, UB ubah pola perkuliahan
Universitas Brawijaya Malang memberlakukan perkuliahan hybrid yang semula dihadiri 50 persen menjadi 25 persen dari jumlah mahasiswa.

Elshinta.com - Universitas Brawijaya Malang memberlakukan perkuliahan hybrid yang semula dihadiri 50 persen menjadi 25 persen dari jumlah mahasiswa.
“Mungkin dikurangi hingga 25 persen dari yang semula 50 persen mahasiswa,” kata Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof.Dr. Nufil Hanani usai menghadiri acara di Universitas Brawijaya Malang, Rabu (2/2).
Ditambahkan Nufil, pengurangan jumlah kehadiran mahasiswa tersebut dilakukan karena melihat perkembangan kasus aktif Covid-19 di wilayah kota Malang.
“Situasinya seperti ini, kasus Covid-19 di Kota Malang yang melandai tiba-tiba naik tajam tentu saja mengerikan kalau kita paksa perkuliahan Hybrid yang menggabungkan perkuliahan luring dan daring,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Kamis (2/3).
Meski segala fasilitas untuk kuliah hybrid telah siap di semua fakultas yang ada di UB, namun pihaknya tidak mau gegabah menggelar kuliah mahasiswa semester 2 dan 4 tersebut.
“Kita akan evaluasi lagi kalau perkembangan Covid-19 di Kota Malang membaik maka bertahap akan ditambah,” imbuhnya.
Ditanya terkait kesiapan tempat isolasi, mantan Dekan Fakultas Pertanian ini menjelaskan kalau UB telah menyiapkan rusunawa di Kampus 2 Dieng sebagai lokasi isolasi.
“Ada 260 kamar dengan fasilitas memadai di rusunawa disiapkan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dan pihaknya terus melakukan pertemuan baik dengan dekan, wakil rektor dan Satgas Covid-19 UB untuk melakukan antisipasi dan menyiapkan surat edaran rektor dalam tehnis pelaksanaannya,” tandas Nufil.